Rita Maya

Rita Maya

Rabu, 04 Januari 2012

Coretan 5 Januari 2012

AUTOBIOGRAFI


Nama  : Rita Mayasari
NIM   : 10201241037
Kelas  : C

Perjalanan Hidup Rita Sampai Saat Ini
Gadis ini bernama Rita Mayasari. Dia biasa dipanggil Rita. Dia dilahirkan 18 tahun lalu, tepatnya tanggal 14 Juli 1993 di Patuk, Gunungkidul. Dia lahir sesaat setelah adzan subuh berkumandang dengan berat 3,2 kg. Rita adalah anak kedua dari pasangan suami istri Tugiran dan Sumiasih. Rita mempunyai saudara perempuan yang bernama Ika Nurhidayah yang usianya terpaut enam tahun lebih tua darinya.
            Rita kecil yang tinggal di dusun Semoyo, RT 02/04, Semoyo, Patuk, Gunungkidul itu tergolong anak yang aktif bahkan cenderung agak nakal. Ketika dia berusia empat tahun, dia sudah berkeinginan untuk sekolah. Oleh karena itu, orang tuanya mendaftarkan Rita ke TK Masyithoh di dekat rumah mereka. Satu tahun berikutnya yaitu tahun 1998, anak penggemar mie ini justru dinyatakan lulus dari TK tersebut. Padahal orang tuanya berniat untuk menyekolahkannya di TK selama dua tahun agar dia tidak terlalu dini ketika memasuki jenjang sekolah dasar. Akan tetapi, menurut penilaian guru TK tersebut Rita memiliki kemampuan untuk belajar di jenjang sekolah dasar pada usia lima tahun.
            Ketika Rita kelas 1 SD, dia bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Yappi Semoyo. Akan tetapi, ketika dia naik ke kelas 2 SD, dia pindah sekolah ke SD N Pugeran karena ingin satu sekolah dengan kakaknya. Di sekolah ini, Rita sangat senang. Dia mendapat banyak teman baru yang tidak tinggal di desa yang sama dengan Rita. Akan tetapi, kesenangannya sedikit terusik ketika Rita duduk di kelas 3 SD divonis mengidap penyakit tumor jinak di bibir bawahnya dan harus segera melakukan operasi. Operasi pun dilakukan di RS Dr. Sardjito Yogyakarta yang dipimpin oleh Dr. Budiman dan dibantu oleh dua orang perawat. Operasi berjalan dengan lancar, selanjutnya selama hampir 2 bulan, Rita menjalani rawat jalan sebelum akhirnya dinyatakan sembuh oleh dokter.
            Di sekolahnya, Rita dikenal sebagai siswa yang gemar olahraga dan kegiatan diluar kelas. Oleh karena itu, Rita kecil sering mengikuti beberapa perlombaan tingkat kecamatan Patuk seperti gerak jalan dan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ). Akan tetapi, kegemarannya ini sempat terhenti selama hampir dua bulan karena Rita yang baru duduk di kelas 6 SD menderita tifus sehingga diwajibkan untuk beristirahat jangka waktu itu. Selain olahraga, dia juga beberapa kali pernah mengikuti lomba menggambar, mewarnai, dan Cerdas Cermat Agama (CCA).
Cerita menarik dari penggemar drama Korea itu saat bersekolah di SD N Pugeran adalah ketika dia sedang menghadapi ujian akhir sekolah mata pelajaran matematika. Saat ujian berlangsung, dia merasa sakit perut dan meminta izin kepada pengawas ujian untuk ke kamar mandi. Karena terburu-buru, tanpa sengaja dia menyiram roknya sehingga hampir basah seluruhnya dan dia pun malu.
            Ketika pengumuman ujian tiba, SD N Pugeran bersorak-sorai karena siswanya dinyatakan lulus 100%. Rita lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Dia pun mendaftar di SMP N 1 Patuk bersama dengan beberapa temannya. Dia sangat antusias bersekolah di SMP itu. Banyak mata pelajaran yang dia sukai, guru-guru di SMP itu juga berkualiitas. Akan tetapi, semangat belajar sedikt merosot ketika keluarganya tertimpa musibah. Tepatnya sejak terjadi gempa Jogja pada tanggal 27 Mei 2006 pukul 05.55 yang meluluhlantakan beberapa daerah di wilayah itu. Tak terkecuali di daerah tempat tinggal Rita. Dalam musibah itu dia kehilangan ibunya yang tewas tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya. Rita ketika itu baru duduk di bangku kelas VIII sontak terkejut dan sempat pingsan beberapa kali.
            Sejak saat itu, anak yang meyukai warna hitam dan putih ini menjadi pribadi yang tertutup dan sangat jarang keluar rumah. Akan tetapi, ketika Rita duduk di kelas IX SMP, dia dipercaya oleh guru matamatikanya untuk mengikuti lomba matematika di Kecamatan Nglipar dan meraih Juara Harapan 1. Namun demikian, guru Rita, Ibu Siwi Chomsatun sangat senang, karena Rita mulai membuka dirinya untuk dunia luar dan sedikit menghilangkan rasa traumanya. Sejak saat itu, Rita selalu bercerita tentang apa saja kepada Ibu Siwi.
            Tahun 2007, Rita menyelesaikan pendidikan di SMP dengan nilai yang sangat membanggakan, dan melanjutkan sekolah di SMK N I Wonosari program keahlian Akuntansi. Selama tiga tahun bersekolah disana, dia merasa kehilangan sosok Ibu Siwi, sehingga dia kembali tertutup. Prestasinya pun tidak begitu mencolok, tetapi juga tidak buruk. Hingga akhirnya dia dekat dengan teman seangkatannya, Martinus Dini Praditya, Novytasari Wibowo, dan Jalu Irawan yang membuatnya sedikit bisa terbuka dengan orang-orang disekitarnya. Pada tahun 2010 Rita dinyatakan tamat dari SMKN 1 Wonosari. Selanjutnya, dia mengikuti tes SNM PTN di UNY dan berhasil. Dia dinyatakan menjadi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sampai saat ini. Sekarang dia menempuh kuliah di semester ketiganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar