Rita Maya

Rita Maya

Rabu, 04 Januari 2012

Coretan 5 Januari 2012

PUISI


Darah – Rita Mayasari
Darah hitamku mengalir, menyekat semua dinding pembuluhnya
mengikat erat dengan tali kemunafikan
menghadang segala cahaya yang masuk,
terutama di tenggorokan.
Nafasku sesak olehnya, tapi dia tak peduli, dia tak mau berhenti.
Jantungku serasa tuli, tapi dia mengajakku berlari, bersembunyi.
Aku telah mati, tapi dia mengutukku hidup kembali,
hanya raga dan bukan hati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar